pancasila bendera
gambar slg

kabupaten kediri

-kediri berbudaya-

PADI

Padi merupakan tanaman serealia penghasil beras, yang merupakan bahan pangan pokok utama sumber karbohidrat.

Produksi padi di kabupaten kediri sebagaimana tabel berikut :

REALISASI PRODUKSI TANAMAN PADI DI KABUPATEN KEDIRI

NO

TOLOK UKUR

TH. 2011

TH. 2012

TH. 2013

1

LUAS TANAM (HA)

55,746

53,275

51,966

2

LUAS PANEN (HA)

53,602

51,233

51,083

3

PRODUKTIVITAS( KU/HA)

59,01

59,76

59,77

4

PRODIKSI (TON GKG)

316,330

306,174

305,343

5

PRODIKSI BERAS (TON)

205,614

169,546

169,086

6

KONSUMSI BERAS (TON)

137,699

138,240

138,776

7

SURPLUS (TON BERAS)

67,915

31,306

30,310

Keterangan :

  1. 1.Jumlah penduduk tahun 2011 sebanyak 1,508.206 jiwa
  2. 2.Jumlah penduduk tahun 2012 sebanyak 1,514.132 jiwa
  3. 3.Jumlah penduduk tahun 2013 diperkirakan 1,520.000 jiwa
  4. 4.Tingkat konsumsi beras = 91,3 kg/kapital/tahun (sesuai rata-rata provinsi jawa timur)

Terlihat dari tabel, bahwa ketersediaan beras untuk kabupaten kediri masih surplus. Namun demikian surplus yang terjadi semakin menurun hal ini dikarenakan :

  1. a.Terjadinya penurunan luas tanam dan luas panen yang mengakibatkan turunnya produksi, meskipun produktvitas per Hektar meningkat.
  2. b.Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun

Hal yang harus dilakukan untuk menjaga surplus beras di kabupaten kediri adalah :

  1. a.Peningkatan indeks pertanaman (IP) padi per tahun (yang satu kali tanam menjadi dua kali tanam, yang dua kali tanam menjadi tiga kali tanam). Untuk meningkatkan IP harus didukung infrastruktur pengairan yang baik.
  2. b.Menigkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi konsumsi karbohidrat, dalam hal ini beras, dengan cara meningkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan.
  3. c.Penganekaragaman konsumsi pangan non beras.

Dari analisa usaha tani padi, didapatkan (Benefit Cost Rasio 0,3) yang berarti keuntungan bertanam padi adalah 30% dari biaya produksi yang dikeluarkan petani, tetapi sering kali petani tidak mendapatkan keuntungan itu dikarenakan petani menjual padinya sebelum panen dengan sistem tebasan. Hal ini dikarenakan petani ingin segera mendapatkan uang untuk kebutuhan hidupnya.

Sentra pengembangan padi di daerah kediri adalah di kecamatan papar, plemahan, kunjang dan purwoasri (palemkuri). Dimana di kecamatan-kecamatan tersebut terdapat gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang mampu membeli produk padi dari petani atau kolompok tani anggota, untuk selanjutnya di pasarkan dalam bentuk beras. Sehingga mulai dari proses produksi sampai pemasaran produk semua melibatkan kelompok tani / Gapoktan. Sehingga selisih harga / keuntungan bisa dinikmati bersama antara petani, kelompok tani dan gapoktan. Model seperti ini yang digunakan untuk pengembangan komoditas padi di kabupaten Kediri. Sedangkan model pengembangan padi organik adalah seperti yang dilakukan pondok Lazaris Desa Sambirejo Kecamatan Pare, dimana proses yang dilakukan mulai dari pengadaan pupuk kascing (bekas cacing ) sampai dengan pemasaran dilaksanakan sendiri oleh pondok ini. Hal ini yang coba diterapkan di daerah-daerah yang punya potensi organik.