Banyak orang menganggap Depresi adalah hal yang sepele dan bisa hilang dengan sendirinya, sebenarnya depresi bentuk suatu penyakit yang lebih dari sekedar perubahan emosi sementara. Ketika mengalami depresi kita akan mengalami sedih yang berkepanjangan, putus harapan, tidak mempunyai motivasi untuk beraktifitas, kehilangan ketertarikan pada hal yang dulunya menghibur dan akan sering menyalahkan diri sendiri.
Untaian kata diatas untuk penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan kali ini Bakti Sosial dalam rangka Memperingati Hari Ibu ke 89 setelah dari penderita kanker serviks Tim berkunjung ke penderita ODGJ di Desa Sidomulyo Kecamatan Puncu (14/12)
Masih bersama dengan Katua Panitia Hari Ibu ke 89 juga sebagai Ketua Bhayangkari Polres Kediri Thya Erick Hermawan. Ketua Dharma Wanita Persatuan Yuni Supoyo, Ketua Dharma Yukti Karini, Ketua IAD Kejaksaan, Ketua Cabang Persit Kartika Candra Kirana Kodim 0809 Kediri, Kepala DP2KBP3A Dra. Wuryandari Josep, M.Si, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial Kabupaten Kediri, Muspika Kecamatan Puncu bersama Ketua TP PKK Kecamatan Puncu dan juga Kepala UPTD Puskesmas Puncu, dan masih banyak lagi yang ikut mendukung kegiatan Baksos ini.
Suatu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan itulah istilahnya untuk menangani ODGJ ini karena penderita masih dikerangkeng atau dibalik jejuji besi “tujuan berkunjung untuk memberikan pengertian juga arahan-arahan kepada pihak keluarga untuk bisa membawa penderita ke Rumah Sakit Jiwa dan bisa disembuhkan dengan adanya pengobatan yang lebih baik” kata Ketua Panitia Hari Ibu juga sebagai Ketua Bhayangkari Polres Kediri Thya Erick Hermawan.
“selain itu juga memberikan support dan motivasi kepada Ibu Sumirah yang anaknya terkena gangguan jiwa untuk bisa kita obati secara medis, dan mau berobat di rumah sakit, dalam rangka Hari Ibu ini mudah-mudahan apa yang kita lakukan dalam bakti social ini betul-betul bermanfaat, bagi masyarakat khususnya Ibu Samirah bisa diberi kesabaran” harapnya.
“kami semua disini menberikan sedikit bantuan juga rasa kepedulian karena dengan silaturahmi seperti ini, kita bisa tahu dan langsung bersentuhan dengan masyarakat, dan manfaatnyapun bisa langsung dirasakan oleh masyarakat dan tepat sasaran seperti di sini dan di Kandangan tadi, ” jelas Thya.
Moch. Sholeh melihat dari usia penderita kisaran 38 tahun, menurut pengakuan kakaknya Nurhayati kebetulan rumahnya bersebelahan dengan rumah penderita ODGJ “belum ada 1 bulan Sholeh ditaruh disini, kerena sering teriak-teriak dan ngamuk dan mengancam orang tuanya (ibunya) sambil membawa pisau”, jelasnya dan saat ditanya oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Yuni Supoyo bisa menjawab dengan jelas “jenenge sopo mas…” dijawab “Sholeh”.
“kita juga dari keluarga juga tidak tau penyebabnya apa, tau-tau sudah seperti ini, padahal sejak sekolah baik di SMP maupun di SMA biasa-biasa saja, tidak ada tanda dan gejalanya, seingat saya masuk di kelas 2 SMA sering ketakutan sampai dengan lulus SMA, dan jadilah seperti ini kita tanya takutnya karena apa dia tidak menjawab” terang Nurhayati.
Hal senada ditegaskan dari salah satu perawat di Puskesmas Puncu “Jadi yang tinggal ibu Samirah dan Moch.Sholeh, Cuma 2 orang saja yang menempati sumah ini, sebetulnya sama Lintor dari Puskesmas Puncu sudah pernah di bawa ke Lawang untuk priksa di Klinik Jiwa, Selasa sekitar 2 Minggu kemaren saya berkunjung lagi ke sini bersama dengan dokter, untuk mengkondisikan surat pasung dari Desa Sidomulyo jadi tinggal menunggu dari Dinas terkait” katanya.
Disaat Tim lagi asik ngobrol dan menerima penjelasan sebab musabab Moch.Sholeh menjadi seperti ini tiba-tiba datang ibunya sambil berkata “ga usah dijak anak ku, ben ta tambani dewe wae, kuwi gur kesambet (jangan diajak anak ku biar saya obati sendiri saja, itu hanya kemasukan roh jahat) kata sang ibu mempertahankan anaknya.
Pada dasarnya untuk mengajak berobat Moch.Sholeh memang sangat sulit sekali perlu pendekatan ekstra hati-hati karena Ibunya tidak mengijinkan, kalau Moch.Sholeh dibawa ibunya yang menjadi depresi juga sekarang bisa dilihat sikap dan bicaranyapun kadang tidak nyambung, itulah akibat saying dengan anak yang berlebihan dan karena terlalu memikirkan sang anak, ibu Sumirah juga ikut depresi.
“ndoro ojo dijak anak ku ndoro, saya tambani sendiri, ndak usah- ndak usah” begitulah kata-kata yang diucapkan ibu Sumirah setiap kali disapa sama siapa saja, “saya posoni saya mintakan Allah” jelasnya membuat haru semua yang hadir.
Kepala UPTD Puskesmas Puncu dr. Akhmad Khotib menyampaikan ucapan terimakasih “baik atas nama keluarga maupun seluruh staf Binmas Puncu, kepada ibu-ibu semuanya, mudah-mudahan dengan adanya kunjungan ini, bisa menambah semangat dari teman-teman untuk semakin giat dalam memperhatikan warga kami, bagaimanapun penderita seperti ini juga harus kita manusiakan” katanya.
“kita juga akan mengupayakan bisa kembali ke kehidupannya semula, kehidupan yang layak, walaupun tidak bisa normal tapi mendekati normal dan bisa diperlakukan sebagai manusia dan mampu mengurus dirinya sendiri secara mandiri, tujuan kedepan kita akan lakukan upaya-upaya tindakan medis dan akan kita rujuk ke Rumah Sakit, juga akan kita lakukan perawatan lanjutan baik di Puskesmas maupun di rumah, harapannya tidak kumat atau kambuh lagi setelah sembuh itu yang penting yang harus kita jaga” imbuhnya.
“Sebelum engkau dikandung, ibu menginginkan engkau ada. Sebelum engkau dilahirkan, ibu telah mengasihimu. Sebelum engkau keluar dari kandungan, ibu pun rela mati untukmu. Inilah keajaiban kasih sayang ibu. “ Ibu memiliki kasih sayang yang sangat besar untuk anaknya. Bahkan, sebelum kita ada di dunia ini, ibu sudah mengharapkan kita ada.
Selama masih di kandungan, ibu telah memberikan kasih sayangnya dengan tulus. Dia rela mengalami kesakitan ketika mengandung maupun melahirkan. Bahkan, saking sayangnya kepada anaknya, seorang ibu rela memberikan nyawanya. Ini artinya, seorang ibu lebih mencintai anaknya dibandingkan dirinya sendiri. (Kominfo, Yrpd, Fz, Tj, Wk).#kedirilagihebat.
< Prev | Next > |
---|
POPULAR
- PENGUMUMAN PENERIMAAN CPNS 2018
- Pelajar SMPN 3 Pare Raih Juara Olimpade Penelitian Siswa Nasional
- PENGUMUMAN HASIL SKD
- Sebanyak 345 Anak Menerima Beasiswa GNOTA
- BPS Gelar Sosialisasi Sensus Ekonomi (SE) Kabupaten Kediri Tahun 2016
- Pengukuhan, Ta’aruf dan Rapat Kerja Pengurus MUI Masa Kitmad 2016-2021
- PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI PENERIMAAN CPNS 2018
- Bukit Onga’an, Wisata Alam Yang Tersembunyi Di Besowo Kepung Kediri
POPULAR UKM
- Tahu Kuning GTT
- Batik Suminar Pelopor Batik Khas Kabupaten Kediri
- Kerajinan Genitri, Selain Indah Juga Memiliki Berjuta Manfaat Untuk Kesehatan
- Permen Tape “Sinar Jaya”, Tembus Pusat Oleh-Oleh di Bali
- Brambang Goreng ‘Baru Rasa’ Lebih Gurih dan Kriyuuuk
- Wayang Kerdus Juki, Dari Hobi Jadi Rupiah
- Bakpia Mojo dan Keripik Singkong Balok Lengkapi Produk UMKM Kediri
- Opak Upil Makanan Khas Tradisional Wong Kediri
Kesehatan
- Ikanisasi Untuk Berantas Jentik Nyamuk
- Dede Sujana Jabat Ketua PMI Periode 2019-2024
- RSUD SLG Utamakan Mutu dan Keselamatan Pasien
- Medical Check Up Wakil Bupati Kediri & Dandim Kodim 0809
- Mengenal RSUD SLG Lebih Dekat
- 2 Januari 2019, RSUD SLG Mulai Beroperasi
- Teguhkan Komitmen Bersama Untuk Menekan AKI dan AKB
- Tingkatkan Motivasi dan Kreativitas ODGJ Melalui TAK Keswa
- 63 Desa Kabupaten Kediri Sudah Deklarasi ODF
- Masyarakat Sehat, Jangan Buang Air Besar Sembarangan
- 450 Warga Desa Joho Mendapat Bantuan STBM
- Ringinrejo Menjadi Kecamatan Terbaik Tanggulangi Penyebaran HIV/AIDS
- STOP Diskriminasi ODHA
- Workshop Upaya Berhenti Merokok
- Jalan Sehat Puncak Hari Kesehatan Nasional 2018
- 90 Warga Ringinrejo Ikuti Pelayanan KB Gratis
- Wonocatur Juarai Lomba Kader Jumantik 2018
- Bebas DBD dengan Gasak Jentik
- Banyuanyar Siap Sukseskan Gerakan ‘Satu Rumah Satu Jumantik’
- Kader Jumantik Desa Jemekan Siap Wujudkan Desa Bebas Jentik dan DBD
- Melekatkan Kebersihan Sejak Dini untuk Zero DBD
- Bebas Jentik dengan Hari Kaget PSN
- Cegah DBD dengan Satu Rumah Satu Jumantik
- Peringati HUT Ke-73, PMI gelar JUMBARA 2018
- Ultah 110, RS HVA Adakan Jalan Sehat